Senin, 29 Desember 2014

[Resensi] The Scorch Trials

source from goodreads

Judul : The Scorch Trials  (#2 dari trilogy The Maze Runner)
Penulis : James Dashner
Penerbit : Mizan
Tahun Terbit : September 2014 (Edisi II Cetakan I) 
(2009 by Delacorte Press Books USA)
Tebal : 441 halaman
Genre : Science Fiction, Romance
Pemeran : Thomas, Minho, Teresa, Brenda, dll
Rating : 4 out 5 stars

Sinopsis

Melanjutkan petualangan yang sudah dilalui Thomas dkk sebelumnya yang berjuang menemukan pintu keluar maze (dalam The Maze Runner), kali ini Thomas dkk tidak lagi berlari dalam maze, namun Wicked memberikan 'permainan' yang berbeda dari sebelumnya. Yap, scorch trials. Permainan di gurun pasir.

Setelah susah payah melewati hari-hari yang tidak menyenangkan di dalam Glade, Glader yang selamat dijanjikan akan diberikan 'surga yang aman' jika berhasil melewati ujian Gurun Pasir ini oleh Wicked. Bukan Wicked namanya jika tidak memberikan sentilan saat mereka berusaha melewati Gurun Pasir ini menuju pintu 'surga yang dijanjikan'.

Virus flare sudah begitu menyebar di negeri ini. Manusia menjadi semakin ganas, persediaan makanan tidak memadai, bisa ditebak apa yang terjadi selanjutnya dikarenakan tidak berfungsinya otak mereka untuk membedakan bahan makanan, bahkan manusia sekalipun. Pengidap flare akut ini dinamakan Crank (yang harus dihadapi Thomas selama perjalanan).

Selama perjalanan menuju pintu 'surga yang dijanjikan' , Thomas dkk bertemu dengan pengidap flare yang membuat mereka harus berusaha lebih keras, karena selain untuk melewati gurun pasir tersebut, mereka juga harus pandai bersembunyi atau melawan para pengidap flare tersebut jika ingin masih hidup sampai ujung gurun pasir ini.

Berhasilkah mereka menemukan pintu surga yang aman serta tidak lagi dipermainkan oleh Wicked ? 


-----

Berbeda dari buku sebelumnya, The Maze Runner yang saya berikan 3 bintang dari 5 bintang, pada buku keduanya ini saya berikan 4 bintang. Karena petualangan juga tantangan yang mereka hadapi pada buku kedua ini lebih terasa nyata dan menantang dibandingkan hanya bertarung dengan Griever (dan itupun mereka yang menantang untuk bertemu Griever). 

Sabtu, 27 Desember 2014

Extrovert and Introvert; Ambivert




Here I am, I just think that I might be one of that kind of personality, Ambivert. Extrovert yang juga sekaligus Introvert yang terkadang mendominasi. 

Saya termasuk tipe orang yang suka meneliti kepribadian orang bahkan kepribadian diri saya sendiri. Pada suatu waktu saya sering diam dan memikirkan tentang 'tentang' diri saya sendiri. Apa yang saya pikirkan, mengapa pilihan saya jatuh pada beberapa hal (yang memang menjadi pilihan sebelumnya), tentang pilihan-pilihan di masa lalu, tentang pilihan yang akan saya ambil, dan tentang - tentang lainnya yang berhubungan dengan kepribadian, juga pengalaman pastinya.

Did you know bout MBTI test? Have you give it a try ? Whats the result ?
*Buat yang belum, you might wanna give it a try, go to this web 16personalities.com , trust me, it fun, it make you knowing yourself better. Mungkin enggak semua sesuai, tapi banyak yang mendekati.

Dalam tes kepribadian itu terdapat 16 kepribadian dari 8 kombinasi kepribadian yang berbeda, yang saling berlawanan. Banyak tes kepribadian lainnya,namun MBTI ini saya rasa paling detail *lumayan lebih detail dibanding yang lain*.

Kombinasi kepribadiannya :
Extrovert >< Introvert
Sensing >< Intuitive
Feeling >< Thinking
Judging >< Perceiving

Ive got the result : ENFP (Extrovert, iNtuitive, Feeling, Perceiving) 
Buat yang mau kepo, boleh deh cari2 referensinya sendiri di google, banyak banget, and yes it describe me perfectly. 

Diceritakan, bahwa seorang ENFP adalah tipe yang tidak mengalami kesulitan dalam bersosialisasi, dalam waktu sekejap dia bisa membawa suasana menjadi lebih cair, dalam waktu sekejap juga temannya bisa bertambah dengan sangat cepat karena pembawaan dirinya yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Juga karena tingkat curiousity nya yang sangat tinggi terhadap banyak hal, si ENFP ini random banget cara mikirnya *ember banget dah gue banget pokonya wkwkw*. Frankly to say, yes its true, tanpa saya sadari banyak kejadian yang seperti itu ternyata selama ini. Jeleknya juga ga kalah, ga disiplin dan ga fokus karena saking mudahnya tertarik pada hal baru, hal yang lama kadang ditinggalin gitu aja alias belum selesai, jelek banget hal-hal gininya.

Sebagai seorang ENFP yang tingkat Ekstrovertnya mencapai 60% , terkadang suka merasa tidak masalah berada dalam keramaian tapi seorang diri, tidak pernah merasa asing. Justru dengan seorang diri dalam keramaian, ENFP bisa nambah teman dari keramaian tersebut, dari 0 orang menjadi mungkin 100 orang. Komunikasinya tidak sulit.

But ....

At once, ada waktu yang saya tidak pernah mau berbicara bahkan bertemu dengan orang yang saya kenal sekalipun bahkan jika hanya lewat media sosial (termasuk keluarga saya, zaaah -_-). TIdak ingin pergi kemana-mana, tidak ingin melakukan hal lain diluar kamar. All I wanna do is staying at my room, and reading a books, a lot of books. 

Bukan sedang dalam keadaan marah, hanya saja sedang ingin seperti itu, mengisolasi diri dari kehidupan sosial diluar, dan bermanja - manja dengan kesendirian *yang bukan berarti kesepian*.

Di dalam kamar saya hanya berdiam diri, mendengarkan musik sambil membaca buku-buku , dan saya merasa seperti sedang berada di surga. I can read a lot of books, I can go travel to another world while I have to stay at my place. 

Kepribadian introvert ini bukan yang dominan, tapi ketika muncul, tingkat introvertnya bisa lebih introvert dari yang memang kepribadiannya introvert. Jelas, karena sehari-harinya mereka tidak seperti ini, alias jarang-jarang. 

So, kebalikan dari ekstrovert, menjadi introvert pada waktu sesaat. Menjadi seorang INFP untuk sesaat. Pada dasarnya tidak ada perubahan yang berarti dari ekstrovert menjadi introvert , hanya keinginan untuk menyendiri dan tidak bersosialisasi untuk waktu yang lama :D.

Pada saat sedang menyendiri itulah banyak merenungkan sesuatu. 

Keseimbangan antara ekstrovert dan introvert dalam istilahnya disebut ambivert. Merasakan ekstrovert dan introvert dengan komposisi yang hampir sama. They love to hang out with friends, tapi ada waktu tertentu (yang mungkin komposisinya sama) ketika mereka ingin melakukan semua hal sendiri.

Somehow suka ngerasa aneh sendiri sama perubahan kayak gini, feel freak, feel strange, feel guilty terhadap beberapa hal. 

Tapi positif yang bisa diambil adalah saya bisa lebih mengenal dan memahami kepribadian orang, sehingga alhamdulillahnya tidak mudah suudzon :D. 
 

Yeah pada akhirnya selalu ada hikmah yang bisa diambil dari sesuatu.

Heol, am I that freak ? -_-

Cheat Sheet Basic Command pada Linux





Scheduling (Penjadwalan) pada Linux

Sekarang kita akan memasuki bagian tugas penjadwalan yang dilakukan sistem operasi (untuk contohnya menggunakan linux). Lets get start it!

Penjadwalan dengan menggunakan crontab

Crontab itu apaaaa ?
Crontab adalah salah satu commad yang ada di Linux yang berfungsi untuk melakukan penjadwalan berdasarkan waktu terentu. Dengan crontab, kita bisa melakukan pekerjaan secara berulang sesuai waktu yang kita tentukan, jadi kita sendiri yang ngatur waktunya kapan mereka harus melakukan sesuatu. 

Biasanya sudah merupakan aplikasi bawaan dari Linux, namun jika belum ada, kita tinggal nginstall crontab ini dengan cara :

sudo apt-get install crontab
*seperti biasa jika pake sudo, nanti sistem meminta password hoho*

How to use it ? (Use Crontab)

Ada peritah crontab -e : Perintah ini digunakan untuk mengubah daftar perintah yang akan dijalankan oleh crontab. Untuk menambahkan perintah baru, kita hanya perlu mengetikkan perintah yang ingin kita jalankan sesuai format penulisan perintah di crontab. Berikut contoh format penulisan formatnya :

 * * * * * /ini/adalah/perintah

Maksud bintang-bintang itu apaaa ? Apa maksudnya ?

Oke, sekarang kita bahas apa maksud perintah diatas. Format penulisan crontab terdiri dari lima buah bintang yang menunjukan waktu dan satu buah perintah yang akan kita jalankan. Penjelasan dari lima buah bintang tersebuh adalah sebagai berikut :

1. * pertama menentukan menit ke berapa perintah akan dieksekusi (range = 0 – 59)
2. * kedua menentukan jam berapa perintah akan dieksekusi (range = 0 – 23)
3. * ketiga menentukan hari ke berapa perintah akan dieksekusi (range = 1 – 31)
4. * keempat menentukan bulan berapa perintah akan dieksekusi (range = 1 – 12)
5. * kelima menentukan hari ke berapa dalam seminggu perintah akan dieksekusi (range = 0 – 6; minggu = 0)


Manajemen Memori, Disk, dan I/O

Seperti yang sudah saya janjikan, kita bertemu lagi di postingan tentang Manajemen Memori pada Linux. Tidak hanya manajemen memori, namun juga manajemen Disk dan I/O.

Manajemen Memori, Disk, dan I/O

Mengapa sistem operasi harus memenej Memori, Disk, serta I/O ?
Jawabannya merupakan tugas utama dari sistem operasi itu sendiri, yaitu agar proses yang membutuhkan sumber daya mendapatkan sumber daya untuk menjalankan operasi prosesnya tersebut. Atau dengan kata lain untuk mengatur dan memenej sumber daya yang ada. Karena, sumber daya yang ada terbatas (memori), sedangkan proses yang membutuhkan sumber daya tersebut bisa jadi lebih banyak dari memori yang tersedia, oleh karena itu, Sistem Operasi bertugas untuk mengatur itu semua.

Manajemen Memori

Apa yang dimaksud manajemen memori ? Memenej memori, yap benar sekali mengatur memori. Manajemen memori, seperti yang sudah disinggung diatas, merupakan salah satu tugas dari sistem operasi untuk mengatur penggunaan memori agar proses mendapatkan jatahnya untuk dieksekusi.

Fungsi memori itu sendiri diantaranya :
a. Mengelola informasi yang terpakai dan tidak terpakai
b. Memberikan sejumlah memori ke proses yang memerlukan
c. Mendealokasikan memori jika sudah selesai digunakan sehingga bisa digunakan proses lainnya
d. Mengelola swapping atau pagging antara memori utama dan disk

Berdasarkan keberadaannya, manajemen memori dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Dengan swapping atau pagging
memindahkan proses dari memori utama ke disk (hard disk)
2. Tanpa swapping atau paging
Tidak melakukan proses pemindahan dari memori utama ke disk

Jangan bingung, sekarang kita coba perintah free pada terminal untuk melihat swapping dan swap space yang tersedia.


Jumat, 26 Desember 2014

Manajemen Proses pada Linux

halo teman-teman blog, sekarang saatnya saya sharing lagi. Kali ini tentang bagaimana Linux memanajemen proses yang sedang dijalankan *loh bukannya proses itu program yang sedang dijalankan ya ?* . Iya iya, salah bahasa, maksudnya sekarang akan melihat bagaimana proses itu berlangsung dalam Sistem Operasi Linux. Lets start !

Manajemen Proses
Seperti yang sudah disinggung diatas, proses adalah suatu program yang sedang dieksekusi atau dijalankan oleh Sistem Operasi (dalam hal ini diinginkan oleh user). Proses itu sendiri dapat diciptakan(create) dan dimusnahkan(kill).
Saat sistem operasi Linux dijalankan pertama kali, saat itu juga proses yang bertanggung jawab membuat kernel diciptakan. Eh kernel apaan sih ? Kernel adalah suatu perangkat lunak yang menjadi bagian utama dari sebuah sistem operasi. Tugasnya melayani bermacam program aplikasi untuk mengakses perangkat keras komputer secara aman.

Nah, proses yang pertama kali diciptakan di Linux disebut init, tanyakan pada pembuatnya kenapa dinamakan init hehe. Setiap proses memiliki Process ID yang merupakan nomor unik yang digunakan untuk berinteraksi dengan proses. Karena unik, antara satu ProcessID dengan ProcessID yang lainnya tentu saja berbeda.

Ada 4 konsep dasar manajemen proses, diantaranya :
- Multipgromramming
Pada saat multiprogramming, program yang banyak bisa berjalan berbarengan.
- Pseudoparallellism
Eksekusi proses secara paralel (beruntun) pada sistem
- Multiprocessing
Kempampun komputer untuk memproses secara serentak.
- Distributed Processing
Distributed berarti menyebar, Processing berarti memproses. Berarti (mungkin) maksudnya adalah memproses (atau mengerjakan proses) secara bersama dari komputer yang tersebar.

Model - Model Proses :
- Sequential Proses
- Multiprogramming
- CPU Switching

Operasi-Operasi pada Proses, diantaranya :
a. Menciptakan proses (create)
b. Menghancurkan proses (destroy/kill)
c. Menunda proses (suspend)
d. Melanjutkan proses yang tertunda (resume)
e. Mem-block proses (block)
f. Membangunkan proses
g. Menjadwalkan proses (scheduling)
h. Komunikasi antar proses

Nah, setelah kita berteori, sekarang kita akan coba mengaplikasikannya pada masing-masing sistem operasi Linux kita ya *yang sederhana aja, selebihnya tanya google aja kkkk*

Perintah - perintah proses pada linux :
- ps kepanjangan dari process status, digunakan untuk melihat proses yang ada. Setelah mengetikkan perintah ps pada terminal, maka akan muncul kurang lebih seperti ini :


PID adalah Process ID, nomor unik yang ada pada masing-masing proses. 
TTY adalah nama terminal dimana proses itu sedang aktif


- Untuk melihat faktor/elemen lainnya, gunakan option -u (user). 
Sekarang kita coba mengetikkan perintah ps u pada terminal , maka hasilnya akan kurang lebih seperti ini :


Kamis, 04 Desember 2014

Maze Runner's Case



Setelah sekian lama memendam ini sendirian, akhirnya punya temen yang memiliki pemikiran yang sama tentang Maze Runner ini. Saya tidak akan membahas isi ceritanya, tapi lebih ke unsur buku tersebut. 

Akhirnya saya mau declare, saya benci banget sama Thomas (tokoh utama the Maze Runner), so who's else with my boat ? hehehe. Instead of Thomas, saya lebih menyukai Newt untuk alasan tertentu. 

Yap, novel ini adalah novel Dystopia. Sama dengan novel dystopia lainnya yang berlatar belakang bumi masa depan dimana ras manusia terancam punah, sudah pasti akan banyak yang dikorbankan (termasuk manusia yang masih hidup) karena ada aturan baru dari penguasa bumi, dsb alasan lainnya tergantung masing-masing buku.

Apa yang membuat saya membenci Thomas mungkin bisa dirasakan oleh teman-teman lain yang juga membacanya (mungkin tidak semua, tapi semoga ada yang merasakan hal yang sama). Penulisnya tidak bermain dengan perasaan dlam buku tersebut, tidak memberikan alasan yang kuat , alasan WHY, kenapa harus Thomas yang hidup sampai akhir, kenapa harus mengorbankan orang lain dalam cerita itu, dan orang lain itu berkorban demi agar Thomas bisa hidup hingga akhir.

Layaknya tokoh utama yang lain, dalam novel dystopia apapun memang tokoh utama pasti hidup sampai cerita berakhir. Namun dalam buku ini, maaf, saya dan sahabat saya tidak menemukan alasan kuat mengapa Thomas harus hidup hingga akhir. 

Akhirnya, kita memfilter dahulu apa kelebihan Thomas sebelum sampai pada kesimpulan "ga ada Thomas pun, yang lain masih tetap bisa hidup"
1. Thomas merupakan salah satu yang merancang program dalam maze runner (namun sayangnya kelebihan Thomas sebagai perancang tidak bermanfaat banyak dalam permainan Maze Runner, saat dia terjebak dalam permainannya sendiri dan cenderung membahayakan orang lain)
2. Thomas dan Theresa adalah orang yang memiliki pengetahuan lebih dalam hal Maze tersebut (sayangnya juga, tidak diberikan cerita apa pengetahuan itu, sehingga tidak membuat saya mempertahankan Thomas untuk tetap hidup).

3. Apa Thomas punya orang yang dicintai di dunia luar sana untuk menjadikan ia alasan agar tetap hidup apapun yang terjadi ? ibu nya kah ? keluarga nya kah ? Unfortunately, sampai saya membaca The Scorch Trials pun saya tidak menemukan alasan ini, lebih tepatnya tidak menemukan cerita tentang ini baik tersirat maupun tersurat.
4. Apa tokoh lain aman walaupun tanpa Thomas ? Ternyata jawabannya kalo boleh sok tau, adalah mereka aman-aman saja. Karena ide dan saran Thomas adalah ide2 standar, ya karena itu tadi, walaupun dia diceritakan merancang permainan itu, dia tidak memiliki pengetahuan lebih dan tidak memberikan keuntungan apapun pada penghuni Maze lainnya. 

Akhir kata, pada saat membaca buku ini feeling atau perasaan pembaca tidak dibuat diaduk - aduk, full murni hanya memfokuskan pada kejadian action jalan cerita apa yang harus dilakukan Thomas, juga deskripsi yang sangat jelas. Bukan bilang ga rame sih, hanya saja untuk saya sendiri perasaan pembaca yang diaduk-aduk penulis sangat penting agar pembaca pun terbawa emosi saat membacanya, karena jujur selama saya baca buku ini belum pernah menangis *penting banget*, tapi buat saya penting, bahkan terharu pun belum pernah dibuat buku ini.

Sekian alasan saya membenci Thomas. 

Note : bukan bilang cerita atau bukunya nggak bagus, cuma bilang benci Thomas dan kurang merasa diaduk-aduk perasaannya saat membaca buku ini. Secara cerita science fiction sih keren banget, oke punya lah pokonya James Dashner, hehe.

Sedikit membandingkan dengan buku The Hunger Games (Catatan Keras : Bukan membandingkan cerita, hanya membandingkan unsur cerita ya!). 

Saat membaca Hunger Games, yang mengambil sudut pandang Katniss, kita (pembaca) dibuat ikut merasakan kekhawatiran Katniss akan adiknya, akan Peeta, akan Gale, dan ketakutannya saat bermain Hunger Games di arena. Katniss punya orang-orang yang disayangi yang harus ia lindungi, sehingga membuat pembaca setuju untuk mempertahankan Katniss (dan Peeta) hingga akhir cerita.

Perbandingan ini hanya dalam unsur perasaan saat membaca bukunya, bukan baik/buruknya cerita. Buku-buku tersebut keren, apalagi The Maze Runner yang notabene mengilhami Suzanne Collins untuk melahirkan The Hunger Games. 

So, please readers, jangan fanwar ya hehehe



Review The Big Hero 6


Disney kembali hadir dengan film animasi yang patut diacungi jempol. Setelah sukses dengan Wreck it Ralph dan Frozen, lahirlah The Big Hero 6 di akhir tahun 2014 ini. Tokoh yang diambil berasal dari Marvel, namun jangan harap bertemu IronMan dkk, justru disini akan bertemu dengan robot imut berhati lembut, Baymax.

Berkisahkan tentang Hiro Himada, bocah jenius adik kandung Tadashi Himada (yang keduanya merupakan yatim piatu) yang memiliki hobi membuat robot. Dikisahkan Hiro lulus SMA saat berusia 13 tahun namun enggan melanjutkan ke Universitas mengikuti jejak kakanya, Tadashi. Menurutnya, melanjutkan ke Universitas adalah hal yang membosankan karena hanya berkutat di dalam laboratorium. Untuk mengisi waktu luangnya Hiro membuat robot yang akan diikutsertakan pada Robot Battle di malam harinya. Robot Battle sendiri merupakan kegiatan ilegal, karena sistemnya serupa dengan judi ilegal, tentu melarang anak di bawah umur seperti Hiro untuk berpartisipasi di dalamnya.

Minggu, 19 Oktober 2014

The different is in the END

"Teh, teteh ngapain sih capek-capek kayak gini? Gak ada yang nyuruh, biaya apalagi, justru yang dikorbankan banyak, sangat banyak sekali, but WHY ? I neet that reason, WHY ?" 

pertanyaan yang terlontar di dalam hati, saat melihat teh Linda memimpin rapat Silaturahim Daerah Rohis Jawa Barat di koridor timur masjid Salman saat itu. Sangat ingin tentunya untuk melontarkan pertanyaan itu secara langsung kepadanya, namun untuk sesaat saya simpan. Akhirnya, tanpa melontarkan pertanyaan itu saya terus melaksanakan bagian sebagai pencari dana untuk kegiatan ini, meskipun pertanyaan itu tetap menyala dan seolah semakin hidup untuk ditanyakan kepada beliau.

Rapat ke sekian, lagi - lagi di koridor timur Salman, pertanyaan yang sama tetap hidup. Perasaan malu, deg degan, dan lain lain masih tetap saya simpan. Namun, pada saat yang sama, ada teman yang lain yang melontarkan keletihannya, saya rasa wajar. Namun saat teh Linda menjelaskan serta memberi semangat, justru yang saya dapat adalah jawaban atas pertanyaan saya sejak awal.

Ill write in my way ya. 

Kalaupun kita tidak membuat kegiatan ini, tidak membuat Silaturahim antar Rohis se Jabar, diluar sana tetap akan banyak kegiatan yang mudharatnya lebih banyak daripada manfaatnya. Yang bagian acara capek memikirkan konsep agar peserta tertarik ? Pun sama, diluaran sana yang membuat kegiatan yang mudharatnya lebih banyak pun sedang memikirkan konsep agar peserta tertarik datang. Yang bagian dana pesimis ketakutan mencari dana ? Siapa yang mau mendanai kegiatan ini ? Begitupun banyak kegiatan yang sedang direncanakan diluar sana. Dan lain lain untuk divisi lainnya. Tanpa kita membuat kegiatan ini, perang konsep, perang mencari dana, perang ideologi dan lain lain tetap terjadi di luar sana. Kita, istilahnya hanya ikut bertarung agar dana yang berseliweran di luar sana bisa lebih termanfaatkan ke kegiatan positif bukan sekedar hura-hura belaka. Jika yang mudharatnya lebih banyak saja Percaya Diri dengan kegiatannya, kenapa kita harus pesimis ? Ya, jalan ini, sekali lagi tidaklah mudah, tetapi bukan berarti kita harus mundur tanpa ikut bertarung. 

Untuk sesaat saya tersadarkan, akhirnya saya kembali lagi semangat untuk mencari dana.

Hingga suatu titik, saya merasa down, kenapa untuk kegiatan baik sangat sulit untuk mendapatkan dana. Bukan naif, tapi semua memang butuh uang.

Saya terdiam, termenung di suatu tempat, memperhatikan hiruk - pikuk orang lalu - lalang di hadapan saya. Semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Sibuk memikirkan untuk menyambung hidupnya. 

Saya sempat berpikir "segitu susahnya ya nyisihin rezeki untuk kegiatan yang baik, yang misalnya udah jelas kegiatan dan aliran dananya, tapi ketika untuk kesenangan dunia, tidak ada lagi yang dipikirkan, dana begitu saja tergulir".

Semua orang lelah untuk mencari dana untuk menyambungkan hidup.
Semua orang juga sama menghabiskan waktu yang banyak untuk mencari nafkah tersebut.
Semua orang juga kelelahan untuk melakukan hal tersebut.

Tapi ada yang dananya ia sumbangkan untuk sedekah, infaq, wakaf, dll.
Di sisi lain, juga tidak sedikit yang mentransfernya untuk kesenangan dunia, menuruti hawa nafsunya.

Tapi yang beda di akhirnya, kalau tahu tujuan di dunia ini.

Sama - sama capek, sama-sama habis waktu, sama-sama habis tenaga.
Yang satu capek, habis waktu, habis tenaga ngejar ke surga, yang lain capek, habis waktu, habis tenaga untuk ke neraka, naudzubillah.

Just yes, this is really NoteToMySelf, sangat catatan besar untuk saya pribadi.

Bukannya enggak boleh capek, ngabisin waktu, ngabisin tenaga di dunia, tapi tetep harus inget tujuannya, akhirat. Pada akhirnya, saya inget lagi kata teteh mentor "apa sih yang mau dicari, toh endingnya kita bakal mati. Bukan ngumpulin untuk didunia, tapi gunakan dunia untuk akhirat. Jadi ya kerja, capek, waktu dan tenaga yang habis, bukan untuk dunia, tapi untuk akhirat."

Bukan ngejudge siapa-siapa, atau pihak mana-mana, hanya untuk mengingatkan diri sendiri, for sure. Lebih tepatnya memotivasi diri sendiri. NO, Im not get motivate from another person. Just yeah, bermain dengan pikiran sendiri terdengar lebih asik. 

Thats, semangat H-4!




Jumat, 26 September 2014

The way you ...

the way you think what people think bout you, exactly is the way what you think bout people too. So be careful with your mind. If you used to think with negative mind, that negative mind itself which will make you suffered bout another perceptions. Not because the way they look at you, but youre the one who make its view. Youre the one who make it harder. 

Ya jikapun pandangan buruk itu memang benar adanya, jika kita mampu mengendalikan pikiran kita sendiri untuk berpikir positif, it doesnt work to make you upset and lack of confidence. You know, its tired to think with negative mind.

*ngomong sama diri sendiri*
*ngaca*
*nasehatin diri sendiri*

Minggu, 21 September 2014

Why Men dont Listen and Women cant Read Maps




 
sumber dari sini



Judul : Why Men dont Listen and Women cant Read Maps
Penulis : Allan and Barbara Pease
Penerbit : Ufuk
Tahun Terbit : cetakan ke 20  (2014)
Tebal Buku : 389 halaman
 
Me givin this book 3 out of 5 stars

*Udah lama pengen nulis review ini, tapi males haha*

Hubungan antara pria dan wanita memang selalu menarik untuk diamati. Karena dua makhluk ini sebenarnya diciptakan untuk saling melengkapi satu sama lain, namun pada praktiknya tidak jarang ditemukan jika mereka justru menjadi anjing dan kucing yang paling setia, alias sering ditemukan pertengkaran diantara mereka.

Allan dan Barbara Pease yang menulis buku ini melakukan perjalanan panjang untuk menulisnya. Menempuh waktu lebih dari 400.000 kilometer, memakan waktu tiga tahun hingga dokumen buku ini benar – benar terselesaikan. Permasalahan pria dan wanita mereka teliti berdasarkan hasil penelitian yang sudah ada dan bukti – bukti sejak ribuan tahun yang lalu. Wow, Im impressed enough knowing their efforts, but yeah, terimakasih ini membantu sekali untuk menyelami pikiran masing-masing makhluk lebih dalam. Tidak lupa dilengkapi fakta-fakta yang ada pada dunia nyata, seperti pada lahan pekerjaan, statistik kecelakaan, dll.

Ya saya akui akhir-akhir ini saya sangat tertarik dengan buku psikologi, baik itu psikologi anak, parenting, sampai psikologi gender seperti ini. Yang menarik saat pertama kali memutuskan akan dan sangat ingin sekali membaca buku ini adalah, saat saya sedang mencari buku di goodreads, biasanya saya juga mempertimbangkan dari komentar yang ada pada halaman buku tersebut, secara tidak sengaja saya membaca ada yang berkomentar “buku ini mengambil dua sudut pandang, sudut pandang pria juga sudut pandang wanita. Namun sebagai laki – laki saya merasa ini hanya diambil dari sudut pandang wanita saja (karena penulisnya wanita). Mungkin lebih baik jika ingin membuat buku semacam ini lagi (dua sudut pandang gender) , lebih baik pahami cara berpikir pria dan wanita yang berbeda, bisa dimulai dari membaca buku ‘Men are from Mars, and Women are from Venus’ , atau ‘Why Men dont Listen and Women cant Read Maps’, dsb. Sehingga tidak terjadi timpang cara berpikir” , tulisnya. Bukunya apa, saya rasa saya tidak perlu menuliskannya disini , hehe.

Poin yang saya tangkap adalah cara berpikir pria dan wanita yang berbeda. Saya pun sudah mengobserved hal ini dengan objek penelitian saya, dan adik (juga kakak) laki-laki saya, membaca buku ini membuat hipotesis semakin kuat haha.

Rabu, 10 September 2014

Mengamati ala Faizah

Bisa dibilang saya punya hobi yang dari dulu sampai sekarang masih dilakukan. Hobinya cukup aneh, kata saya. Saya senang mengamati orang, benda, apapun itu jika menarik perhatian saya sesaat maka akan saya amati , bahkan bisa sampai mendalam.

Hal - hal sepele yang menarik perhatian saya ini, biasanya saya kaji di otak saya saja alias tidak bertanya pada orang, tidak menuliskannya, bahkan untuk mencari kebenarannya lalu memunculkan hipotesis untuk kesimpulannya saya lakukan sendiri, berbekal dari buku juga pengalaman yang saya dapat.

Sudah cukup banyak postulat #halah, bukan deng, kesimpulan ala Faizah yang sudah dikeluarkan dan dibicarakan juga didiskusikan kepada pihak lain  (walaupun hanya dengan orang-orang sekitar saja). Kalaupun misalkan sedang tidak dibahas, maka hal tersebut akan saya jadikan bahan diskusi. Its fun, somehow. Untuk mengetahui hal-hal yang terlintas di kepala, lalu dicari kebenarannya berdasarkan fakta yang beredar, diolah sendiri, lalu disimpulkan, didiskusikan, dan semakin menambah insight dari sisi lain, terus cari lagi kebenarannya dari referensi yang lain pula. Kebanyakan dalam hal psiko-sosial-ekonomi-politik-keluarga-agama, sangat humaniora, he.

Contoh, saya pernah mengamati keterkaitan anak bungsu yang masuk pesantren karena keinginan orang tua, pernah juga tentang anak yang sejak kecil sudah dididik agama dengan baik, namun saat dewasa yang terjadi kebalikannya, dll. 

Rabu, 27 Agustus 2014

[REVIEW] : LEIDEN!

LEIDEN!
(sumber gambar : avatarnya penulis, kang @DeaTantyo)


Judul : LEIDEN! Menghirup Inspirasi dari Soekarno, Hatta, Cicero, Roosevelt, M. Natsir, Agus Salim, Bruce Lee hingga Soe Hok Gie (Leadership Talk Series)
Penulis : Dea Tantyo
Tebal : 214 hal; 21,5 cm
Penerbit : Duta Media Tama

Damn this book really make me love our Founding Father, Republik Indonesia tercinta ini. Mungkin bisa dibilang saya begitu membenci pelajaran sejarah (katakanlah saya juga membenci mempelajari seluk beluk usaha perjuangan yang hanya berisi juga perintah untuk menghapalkan tanggal, tempat, juga nama pahlawan, tanpa saya diperkenalkan terlebih dahulu dengan siapa saja founding father saat itu, hanya diberi tahu nama, tanggal lahir dan tanggal meninggal. Ah iya, bukankah untuk mencintai harus mengenalnya terlebih dahulu ?). Dan OOT nya menjadi terlalu panjang untuk mereview buku –yang-tipis-namun-luar-biasa ini hehehe :D.


Dimulai dari berkenalan dengan mental seorang leader, speak-up nya leader, hingga menjadi pemimpin yang menginspirasi (dengan menulis tentunya) dijelaskan dengan singkat dan padat juga berisi di buku ini. Yang awalnya tidak begitu kenal dengan Soekarno (Cuma kenal namanya), bahkan mendengar Agus Salim dan M. Natsir pun terbilang jarang. Namun setelah baca LEIDEN ini , I’d like to declare myself as Agus Salim and M. Natsir new big fan kekeke.
Atau bisa jadi saya yang kurang literasi untuk membaca biografi founding father kita ya ? hehe, bisa jadi. But yes, this book really help me to know them , meskipun itu belum seberapa dengan banyak jasa pahlawan lain yang belum kita kenal.


Rabu, 18 Juni 2014

Bukan Musa dan Firaun

Dini hari tadi iseng buka tumblr yang udah lama ga ditengok , karena akhir-ahir ini keterbatasan kuota yang harus buka overmidnight. Ada sesuatu yang bikin mikir di notification activity nya.



Mamih Asysyifa Nurul Utami pernah ngepost ini dan nge tag  saya . Untuk sesaat saya mikir "emang iya aku pernah ngetweet kayak gitu?" , akhirnya dengan iseng saya search di twitter saya sendiri, dan ternyata emang bener pernah ngetwit gitu, ini buktinya.



Terbang ke waktu saya ngetwit kayak gitu, tanggal 21 Desember yang lalu, Im quite sure saya nggak asal sembarangan ngetwit kayak gitu, theres something behind pastinya, dan somehow saat ini dibaca lagi terkesan jleb buat saya sendiri. akhirnya buka buku catetan, terbang ke tanggal itu di catetan adalah catetan JR tentang tafsir Quran surat Thaahaa.

Ada sedikit catetan yang saya tebalkan saat itu, tentang lemah lembut. Bunyinya mirip dengan yang saya twit, "karena aku tidak sebaik Musa dan kamu tidak sejahat Firaun". 

Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut” (QS. Thaahaa: 43-44)


Minggu, 15 Juni 2014

[REVIEW] Negeri di Ujung Tanduk

gambar dari Goodreads

Judul : Negeri di Ujung Tanduk
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2013
Tebal Buku : 359 halaman

*Me givin 3 out 5 stars*

Here we go, Im going to give you guys synopsis in the end of this review *since it can be found in many blog or website xixixixi*.

Sekuel Negeri Para Bedebah nya Tere Liye (masih sukses) membuat saya membaca buku ini secara terus menerus. Berbeda dari buku pertamanya yang mengangkat isu bailout Bank Century (jika ada yang belum membacanya, kurang lebih kasus yang dialami Tomi adalah penyelamatan aset Bank Semesta, yang saya pikir merupakan plesetan dari Bank Century di dunia nyata).

Kali ini Tomi berhadapan dengan mafia hukum yang bermain di kancah internasional. Kasus korupsi, pemilu, pilgub sampai media masuk dalam novel ini. Jika boleh dibilang, sepertinya ini pun mengambil kasus yang sedang berjalan sekarang di Indonesia. Apalagi kalo bukan isu hangat Pemilihan Umum, yang menjurus pada Pemilihan Presiden.

Cukup menarik Tere Liye memanfaatkan kasus yang tengah ramai dan hangat diperbincangkan di dunia nyata. Karena pasalnya, apa yang disampaikan benar-benar penuh isu intrik politik. Sejujurnya saya udah agak gimanaa gitu sama isu politik ini. Bosen. Mungkin saya aja kali ya yang salah waktu pas bacanya, di dunia nyata politik, di buku politik lagi -_-.

Jumat, 13 Juni 2014

[REVIEW] The Fault in Our Stars



Penulis : John Green
Penerbit : Qanita, Mizan
Tahun Terbit : 2012
Genre : Romance, Life, Teens
Tebal Buku : 422 halaman

Sinopsis : 


Menjadi penderita kanker tiroid di usia muda memang tidak mudah bagi Hazel Grace Lancaster (panggil saja Hazel). Pasalnya, penyakit yang menempel pada tubuhnya secara hampir menyeluruh merenggut masa mudanya, mulai dari pengalaman menyenangkan yang seharusnya dialami bersama teman-teman seumurannya, mimpi - mimpi yang terlalu indah untuk dilupakan dan hal indah lainnya yang bisa dinikmati anak muda lainnya saat seusianya. Membaca adalah satu-satunya hobi yang bisa ia lakukan saat sakit, dan buku Kemalangan Luar Biasa menjadi buku favoritnya, meskipun akhir kisah tersebut tidak diberitahukan oleh penulisnya, alias akhirnya 'menggantung'.


Hazel muda terlalu malas untuk keluar rumah, bukan hanya malas bertemu teman-temannya di Kelompok Pendukung (Kelompok Penderita Kanker, yang akan selalu berbagi kisah-kisah heroik untuk meningkatkan semangat hidup sesama penderita kanker), namun kesulitan utamanya adalah ia harus selalu membawa selang dan tabung oksigen kemanapun ia pergi, jika tidak, paru-parunya tidak akan sanggup untuk mendapatkan oksigen cukup bagi tubuhnya.


Rabu, 05 Maret 2014

Analogi Deadliner

AHA ! LONG TIME NO SEE MY BLOG ! HAH HIH HUH BANGET KEGIATAN SEMESTER KEMAREN MULAI DARI KULIAH, TUBES SAMPE DINAMIK ! BIKIN SUSAH NAPASS

Ah Faizah suka lebay, tapi emang hectic, ah banyak alasan. Ah ih uh mulu, kapan nulisnya ? Baiklah, sekarang saya akan mulai nulisnya.

Seperti yang sudah kita tahu (kitaa ? lo aja kaliii zah) , iya seperti yang saya tahu tentang diri saya sendiri, bahwa saya senang sekali bermain analogi. Nah sekarang analogi apalagi yang terlintas sesaat yang akan segera dibeberkan ? 

Analogi Deadliner.

Saya sendiri mengakui, saya merupakan seorang deadliner, procrastinator tingkat .... bisa dibilang tingkat akut lah ya, ini jelek loh ya temen-temen yang baca ga boleh ngikutin. Ini sebenernya penyakit yang tidak baik jika disimpan berlama-lama. Ayo sembuh!

Ah OOT lagi, ya jadi saya mau bahas deadliner. Analogi ini terlintas saat sedang mengerjakan TUBES (Tugas Besar) RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) dari dosen tercinta. Kita dikasih 1 tahun untuk mengerjakan tugas ini , diberikan tanggal 3 Desember 2013, dan harus dikumpulkan tanggal 3 Januari 2014, satu tahun kan ? Iya ajalah biar cepet.

Pada minggu awal mengerjakan tubes, yang kita lakukan adalah kunjugan ke instansi yang agaknya berkaitan dengan tubesnya, analisis kebutuhan, rancang database, dan merancang fitur2 tambahan untuk mempercantik tampilan si perangkat lunak, karena kita pakenya web based, kita udah ngerancang mau pake animasi apa saat tekan tombol sana sini (padahal programnya belum ada, bahkan prototype nya, aduh zah -,-)

Rencananya, sisa 3 minggu mau dipake buat ngoding. Itu sih rencana, pada kenyataannya karena ternyata di kelompok gue isinya procrastinator semua, kita baru ngerjain di 1 minggu terakhir. Ya bisa ajasih kalo sistemnya gak kompleks. Tapi eh tapi , yang diminta bapak dosen yang katanya dulu adalah pria idaman pada masanya, banyak banget spesifikasinya. Dan kita belum ngoding apapun dari awal. Udah kelimpungan aja kita. Ditambah lagi bapak dosen tercinta minta fitur ini itu yang mainin database, udah gitu dummy datanya enggak mau sedikit. Aduh mengingat waktu itu kepala mau pecah.

Sisa 1 minggu, 3 hari pertama kita masih belum fokus pada fungsi utama yang diminta bapak, kita masih mainin riasan untuk mempercantik si perangkat lunak. Baru pada sisa 3 hari terakhir kita nyadar, ini kebutuhan fungsionalnya belum ada yang bisa dijalankan. Alhasil, 3 hari terakhir tersebut kita bener-bener fokus pada kebutuhan fungsi. Sampai jam - 3 pengumpulan, kita masih main di dummy data yang dirasa kurang, dan saat dikumpulkan akhirnya kebutuhan fungsional seperti yang bapak yang katanya dulu pria idaman ini selesai, dan semuanya tersedia. Tapi eh tapi semua efek riasan yang sudah dirancang dari awal gak kepake brooh, kita ga sempet mainin jquery dll untuk mempercantik perangkat lunak kita. we got no time. Saat itu kita udah rada uring-uringan, karena yang lain mah cantik-cantik tugasnya, kita mah cuman pake css doang, yaudahlah pasrah *curhat*

Sampai akhirnya keluarlah nilai dari tubes RPL itu, sesuatu yang amazing, 3 hari tanpa tidur itu berbuah hasil yg subhanallah. Lalu si gue ekhem2 cek sana sini yang perangkat lunaknya cantik, saya pikir mereka dapet nilai yg bagus juga, berhubung keren. Eh tapi, ternyata mereka fungsi utamanya nggak semua jalan, jadi apa yg diminta bapak dosen nggak semua ada.

Disaat itu gue merasa bersyukur banget fokus di fungsi utama, walaupun telat nyadarnya baru h-3 pengumpulan dan ngerjain tanpa tidur, tapi kebutuhan fungsi utama yang diinginkan bapa semuanya adaaa hah hih huh.

Nah itu deadliner

Mari bandingkan dengan yang ngikutin timelinenya dengan benar.
Mungkin 1 minggu pertama analisisis, rancang database, bikin prototype dll. Dan jika mengikuti deadlinenya dengan benar, makan programnya yang dibuat dalam waktu 3 minggu sudah lengkap dengan kebutuhan fungsional ditambah riasan untuk mempercantik perangkat lunaknya. Ya gak heran, karena mereka masih punya banyak waktu untuk mempercantik, jangan dibandingin sama yang deadliner, udah syukur masih kebuat itu kebutuhan fungsionalnya *curhat lagi -_-*

analoginya apa zah ? mana analoginya ?

iye iye sabar

saya mau menganalogikan dengan *ekhm* pernikahan

Buat pribadi yang udah tau tujuan pernikahan itu apa, dia pasti fokus dengan tujuan. Kalu diibaratkan dengan ngerjain tubes itu tadi , dia fokus dengan 'kebutuhan fungsional' dari software tersebut. Mengikut semua alur timeline, mulai dari memperbaiki diri, dll. Dan akhirnya sampailah pada menyelesaikan tahap 'kebutuhan fungsional' , nah yang sudah selesai ini yang udah tau tujuannya yang dibilang mengalami akselerasi untuk menikah meskipun masih di usia muda.

Sedangkan yang deadliner, awalnya belum fokus pada tujuan atau 'kebutuhan fungsional' , masih asik bermain-main dengan hal-hal yang tidak terlalu vital walaupun menunjang. Pada suatu saat dia sudah capek dengan hal main-main itu barulah menyadari akan tujuan utama atau 'kebutuhan fungsional' nya itu, saat itu barulah dia fokus untuk mengejar itu. Telat ? Enggak, hanya saja berarti butuh waktu lagi untuk belajar ketertinggalan.

Lalu yang mengalami 'akselerasi' untuk tahap 'kebutuhan fungsional' kan sudah selesai nih dengan hal-hal vital, untuk hal-hal yang mendukunya bisa diibaratkan sebagai bonus. 

Gausah dimisalkan lah ya, bisa lah dimisalkan tanpa dikasih contoh :p

AAK ini lagi - lagi analogi abal-abal yang dituliskan di blog ini, jangan percaya spenuhnya, percaya mah sama Allah aja heheheh. Semoga bermanfaat (semoga ada manfaatnya) , bye. 

#night
 
 
Copyright © [ notulensi ]
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com