Minggu, 19 Oktober 2014

The different is in the END

"Teh, teteh ngapain sih capek-capek kayak gini? Gak ada yang nyuruh, biaya apalagi, justru yang dikorbankan banyak, sangat banyak sekali, but WHY ? I neet that reason, WHY ?" 

pertanyaan yang terlontar di dalam hati, saat melihat teh Linda memimpin rapat Silaturahim Daerah Rohis Jawa Barat di koridor timur masjid Salman saat itu. Sangat ingin tentunya untuk melontarkan pertanyaan itu secara langsung kepadanya, namun untuk sesaat saya simpan. Akhirnya, tanpa melontarkan pertanyaan itu saya terus melaksanakan bagian sebagai pencari dana untuk kegiatan ini, meskipun pertanyaan itu tetap menyala dan seolah semakin hidup untuk ditanyakan kepada beliau.

Rapat ke sekian, lagi - lagi di koridor timur Salman, pertanyaan yang sama tetap hidup. Perasaan malu, deg degan, dan lain lain masih tetap saya simpan. Namun, pada saat yang sama, ada teman yang lain yang melontarkan keletihannya, saya rasa wajar. Namun saat teh Linda menjelaskan serta memberi semangat, justru yang saya dapat adalah jawaban atas pertanyaan saya sejak awal.

Ill write in my way ya. 

Kalaupun kita tidak membuat kegiatan ini, tidak membuat Silaturahim antar Rohis se Jabar, diluar sana tetap akan banyak kegiatan yang mudharatnya lebih banyak daripada manfaatnya. Yang bagian acara capek memikirkan konsep agar peserta tertarik ? Pun sama, diluaran sana yang membuat kegiatan yang mudharatnya lebih banyak pun sedang memikirkan konsep agar peserta tertarik datang. Yang bagian dana pesimis ketakutan mencari dana ? Siapa yang mau mendanai kegiatan ini ? Begitupun banyak kegiatan yang sedang direncanakan diluar sana. Dan lain lain untuk divisi lainnya. Tanpa kita membuat kegiatan ini, perang konsep, perang mencari dana, perang ideologi dan lain lain tetap terjadi di luar sana. Kita, istilahnya hanya ikut bertarung agar dana yang berseliweran di luar sana bisa lebih termanfaatkan ke kegiatan positif bukan sekedar hura-hura belaka. Jika yang mudharatnya lebih banyak saja Percaya Diri dengan kegiatannya, kenapa kita harus pesimis ? Ya, jalan ini, sekali lagi tidaklah mudah, tetapi bukan berarti kita harus mundur tanpa ikut bertarung. 

Untuk sesaat saya tersadarkan, akhirnya saya kembali lagi semangat untuk mencari dana.

Hingga suatu titik, saya merasa down, kenapa untuk kegiatan baik sangat sulit untuk mendapatkan dana. Bukan naif, tapi semua memang butuh uang.

Saya terdiam, termenung di suatu tempat, memperhatikan hiruk - pikuk orang lalu - lalang di hadapan saya. Semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Sibuk memikirkan untuk menyambung hidupnya. 

Saya sempat berpikir "segitu susahnya ya nyisihin rezeki untuk kegiatan yang baik, yang misalnya udah jelas kegiatan dan aliran dananya, tapi ketika untuk kesenangan dunia, tidak ada lagi yang dipikirkan, dana begitu saja tergulir".

Semua orang lelah untuk mencari dana untuk menyambungkan hidup.
Semua orang juga sama menghabiskan waktu yang banyak untuk mencari nafkah tersebut.
Semua orang juga kelelahan untuk melakukan hal tersebut.

Tapi ada yang dananya ia sumbangkan untuk sedekah, infaq, wakaf, dll.
Di sisi lain, juga tidak sedikit yang mentransfernya untuk kesenangan dunia, menuruti hawa nafsunya.

Tapi yang beda di akhirnya, kalau tahu tujuan di dunia ini.

Sama - sama capek, sama-sama habis waktu, sama-sama habis tenaga.
Yang satu capek, habis waktu, habis tenaga ngejar ke surga, yang lain capek, habis waktu, habis tenaga untuk ke neraka, naudzubillah.

Just yes, this is really NoteToMySelf, sangat catatan besar untuk saya pribadi.

Bukannya enggak boleh capek, ngabisin waktu, ngabisin tenaga di dunia, tapi tetep harus inget tujuannya, akhirat. Pada akhirnya, saya inget lagi kata teteh mentor "apa sih yang mau dicari, toh endingnya kita bakal mati. Bukan ngumpulin untuk didunia, tapi gunakan dunia untuk akhirat. Jadi ya kerja, capek, waktu dan tenaga yang habis, bukan untuk dunia, tapi untuk akhirat."

Bukan ngejudge siapa-siapa, atau pihak mana-mana, hanya untuk mengingatkan diri sendiri, for sure. Lebih tepatnya memotivasi diri sendiri. NO, Im not get motivate from another person. Just yeah, bermain dengan pikiran sendiri terdengar lebih asik. 

Thats, semangat H-4!




 
 
Copyright © [ notulensi ]
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com