Senin, 30 Maret 2015

GGH & CCH


Ganteng-ganteng pinter ? udah biasa ~
Ganteng-ganteng kaya ? udah biasa juga ~
Ganteng-ganteng hafizh ? Gelz, ini baru luar biasa :p

GGH is stands for Ganteng-Ganteng Hafizh, then CCH stands for Cantik-Cantik Hafizhah :p

Berawal dari keisengan ngoprek HP abi, dan nemu video tentang hafizh dunia yang berasal dari negeri sakura, Jepang, dilanjutkanlah searching dari belahan dunia lainnya di youtube. Di video itu diceritakan kegiatan para anak muda yang berusaha untuk menghafalkan alqur'an di tengah kegiatan yang padat di negara yang bukan mayoritas muslim.

Sebenarnya video ini merupakan tayangan yang sudah pernah ditayangkan di televisi swasta Indonesia saat ramadhan lalu, dengan judul 'Hafizh Dunia', tayangan ini menampilkan hafizh dan hafizhah dari berbagai sudut dunia, tidak terkecuali di negara yang muslimnya merupakan minoritas.

Mungkin kita cek dulu video berikut ini :D


Minggu, 29 Maret 2015

Cemburu Menguras Pikiran

pinjem dari shutterstock :D

Selalu takjub mendengarkan, membaca, atau menyimak kisah teman-teman dalam menemukan jalan hijrahnya. Banyak tantangan dan rintangan yang harus mereka hadapi, namun mereka tetap bersikukuh untuk melaksanakannya, begitu kuat keinginannya untuk berubah ke arah lebih baik. 

Sebagai contoh, beberapa kisah beberapa teman untuk mengazzamkan diri untuk berjilbab, mulai dari jilbab yang biasa saja hingga jilbab syar'i yang memang betul-betul butuh keberanian diri untuk melakukannya cukup membuat saya cemburu. Cemburu pada apa ? Pada begitu kuatnya pencarian mereka, keinginan mereka untuk berubah, dan hebatnya mereka mampu melawan semua tantangan yang ada, yang saya tahu tentu tidaklah mudah. 

Ada yang saat memutuskan untuk berjilbab ia harus mengorbankan uang jajannya untuk membeli pakaian yang sesuai untuk bisa memenuhi syarat berjilbab, karena orang tuanya belum memberikan fasilitas itu. Atau ada juga yang mengorbankan hadiah ulang tahunnya dijual untuk membeli fasilitas agar bisa berjilbab. Mulai dari masalah finansial hingga masalah psikologis yang dihadapi tetap membuat mereka maju, bahkan cibiran dari kalangan keluarga pun tidak jarang datang menghampiri mereka dan mereka mampu menangkisnya.

"aku nangis ngegeter banget di angkot, waktu aku denger ceramah itu, yang bilang kalo jilbab itu wajib untuk semua remaja wanita yang udah baligh. Waktu itu aku kelas 3 SMP, langsung inget aja aku udah berapa tahun dari haid pertama sampe waktu hari aku ngedenger ceramah itu ga pake jilbab, rasanya dosa banget, kotor banget. Mulai saat itu pas aku pulang, aku bilang ke aa aku kalo aku mau pake jilbab. Tapi karena waktu itu udah kelas XII kan kagok kalo beli seragam panjang baru, jadi sama mamah disuruh nanti aja pas udah SMA, tapi aku nggak mau nambah-nambah dosa, untungnya ada aa yang bisa beliin dulu meskipun itu belinya pake uang jajan dia. Gila, aku juga nggak nyangka kenapa aku bisa nangis sampe ngegeter gitu di angkot waktu itu, padahal biasanya cuma angin lalu", salah satu cerita teman saya yang bisa dibilang cukup 'WOW' untuk mengisahkan awal mereka berjilbab saat itu waktu sharing di SMA.

"gue mah udah dijilbabin dari kecil, dari baru lahir kayaknya langsung dijilbabin jadi gatau deh rasanya nanggepin tantangan kayak kalian hehe", jawab saya saat itu ketika diminta giliran untuk bercerita dan disambut tertawa oleh sahabat-sahabat saya waktu itu.

Sambil tertawa sambil bertanya pada diri sendiri. "Gak ada hikmahnya banget zah dijilbabin dari kecil ? Meskipun kamu nggak punya pengalaman tantangan kayak mereka, harusnya kamu lebih bersyukur zah, karena jalannya udah dimudahin, tinggal cari hikmah lainnya lagi aja".

Pada satu poin saya merasa cemburu, iya, pada keinginan kuat mereka, pada bagaimana cara Allah mengetuk hati mereka agar berkeinginan kuat seperti itu, bagaimana mereka benar-benar percaya pada janji-Nya, takut pada murka-Nya, bukan pada marahnya ayah atau ibu mereka ketika mendapati anaknya tidak berjilbab. Tapi langsung takut pada murka dan bahagia mendapatkan cinta Sang Pencipta-Nya.

Dengan pengetahuan abal-abal ala remaja sok tau, saya berkesimpulan bahwa semangatnya mereka karena mereka menemukan sendiri hikmah untuk berubah ke arah lebih baik.  

Alhasil ?  Sempat memulai 'pencarian' hikmah yang ingin dirasakan. Mulai dari melepaskan rok berganti celana jeans, jilbab yang menutup dada dinaikkan sedikit demi sedikit, dll. Alhamdulillahnya Allah masih sayang dengan langsung memberikan hikmah-Nya tidak begitu jauh dari masa awal percobaan pencarian itu. Mulai diliputi rasa tidak nyaman jika jilbab yang digunakan tidak menutupi dada, perlahan diliputi rasa kurang nyaman jika menggunakan celana skinny jeans, dll.

Namun, seharusnya keadaan apapun tidak menjadikannya alasan untuk kurang bersyukur, karena mungkin bagaimanapun keadaan yang menurut orang tidak menyenangkan, justru menjadi mimpi dan harapan bagi orang lain untuk memiliki keadaan tersebut. 

Hanya baru satu contoh tentang hijrah untuk berjilbab, masih banyak hijrah lainnya yang juga berusaha berubah ke arah lebih baik yang membuat saya cemburu, seperti betapa semangatnya mereka untuk berdakwah, mengajak pada kebaikan, dll, sampai kalau boleh dibilang, semangat mereka sangat super.

Menjadi bahan refleksi diri untuk mencari ilmu sebanyak - banyaknya untuk mendapatkan hikmah bukan menyalahi keadaan yang sudah ada, tapi justru mensyukurinya. 


Islam memerdekakan akal, mendorong untuk mempelajari alam, menjunjung tinggi kedudukan ilmu dan ulama, dan menyambut yang baik dan bermanfaat dalam segala sesuatu. Karena hikmah adalah milik orang mukmin yang hilang, dimana saja ia menemukannya, maka dialah yang paling berhak mengambilnya.

So, hal pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan hikmah adalah menggunakan akal, membuka pikiran, jangan sempit lagi ya Faizah.

Tapi sepertinya Faizah berbuat kesalahan lagi, cepat perbaiki dan kembalilah HAHA. Aja aja fighting aho! 

Selasa, 24 Maret 2015

Useless ?


"Useless atau tidaknya suatu kegiatan bukan terletak banyaknya waktu yang kita habiskan untuk kegiatan itu atau jenis kegiatannya. Tapi useless jika setelah melakukan kegiatan itu tidak menghasilkan apapun yang lebih bermanfaat, tentunya ini dalam hal kegiatan positif ya. Misalnya ketika kita menonton sebuah film. Akan menjadi useless jika setelah menonton film tersebut kita tidak menambah sudut pandang baru, ilmu baru alias hanya sebatas hiburan semata, setelah menonton film itu tidak ada pelajaran yang bisa diambil, mungkin boleh disebut useless. So, mulai sekarang apapun kegiatannya, harus bisa mengambil pelajaran yang ada didalamnya. Untuk beberapa orang bermain games hanya sekedar untuk hiburan, namun untuk yang lainnya mungkin setelah bermain games dia bisa mengambil pelajaran dan menciptakan sesuatu yang lebih baik setelahnya. Keep it up, in positive way ya" - ka Yasir M

Another Note to Myself agar apapun yang dilakukan harus menghasilkan nantinya.

Rabu, 18 Maret 2015

Book Wish

source : goodreads

Ingin iseng ngeposting my wishful wednesday (on book). Im kinda craving this book so much. The Book Thief by Markus Zusak. Goodreads memberikan rekomendasi untuk membaca buku ini sesaat setelah saya menyelesaikan bukunya Harper Lee, To Kill a Mockingbird, karena mungkin genre nya sejenis, historical, young, child. 

Melihat dari review yang ada di goodreads sepertinya buku ini menarik, average rate star nya 4.35 dari >700k yang mereview. Untuk ukuran goodreaders, ini sepertinya menarik sekali, karena jarang buku yang bisa melewati rating >4 , karena bisa dikatakan cukup sulit untuk mencapai rating itu. Biasanya yang melewati rating itu buku-buku klasik, yang memang sudah memenangkan banyak award hehe.

Dari bebarapa review, yang membuat semakin ingin membaca buku ini adalah :

  1. Bercerita tentang petualangan anak kecil 
One of my favourite book, kalau sudah bercerita tentang anak kecil. It reminds me bout my childhood back then. Terlebih, bisa menyelami cara berpikir anak kecil, meskipun tidak semua akurat, karena mau bagaimanapun yang menulisnya adalah orang dewasa, bukan anak kecil langsung. Tapi, mostly, buku-buku yang berkisah tentang petualangan anak-anak lebih jujur dalam banyak hal.

   2. Berlatar belakang perang dunia 2, holocaust

Another reason, selalu suka kisah yang berlatar belakang perang dunia ke-dua, atau perang dunia satu, atau buku-buku yang berlatar belakang saat keadaan sedang konflik (revolusi industri, revolusi Prancis, dll). Karena selalu memberikan pandangan baru dalam menyikapi banyak hal, khususnya kejadian yang dijadikan latar belakang pada kisah itu.


   3.Diceritakan dari sudut pandang ke 3,  kematian

PENASARAN! Biasanya diceritakan dari sudut pandang orang ke-1, orang orang ke-3 serba tahu. Disini, dari banyak review yang sudah dibaca di goodreads, yang menceritakan adalah kematian. Yup, kematian yang bersama si tokoh utama. 

  4. (Katanya) Kamu bakal jatuh cinta sama bocah bernama Rudy

Ini lebih penasaran banget. Biasanya setelah baca buku memang menambah list tokoh yang dikagumi, meskipun hanya hidup dalam buku. Apa yang dilakukan Rudy sampai mostly people whove read this book fell in love with this boy ? 

OUCH! Craving banget! Doain ketemu sama buku ini sesegera mungkin hehe.

Oh iya, sebetulnya buku ini sudah difilmkan dengan judul yang sama, tapi aku akan merasa gagal kalau nonton film yang diangkat dari buku, tanpa membaca bukunya terlebih dahulu.

Please grant my wish :')



Selasa, 17 Maret 2015

Goose House dan Harmonisasinya

Have you guys seen Goose House's video on youtube ? Kalo belum, nih saya kasih video yang wajib tonton dulu ya. Eh iya, Goose House ini band indie asal negeri sakura yang rajin nge cover lagu-lagu orang lain sebelum akhirnya mereka punya album sendiri (YEAH!). Nah, ada yang menarik dari Goose House ini, biar kita nyambung, nonton video nya dulu ya, ini nih yang recommended :D





Nah sekarang yang mereka perform lagu asli mereka, yang jadi OST anime Shigatsu wa Kimi wo Uso 




Udah ngeliat ? Semoga anda semua yang udah ngeliat menjadi keracunan Goose House hehe. Feel yang dirasakan habis nonton video mereka adalah semangat dan jadi ikut gerak, why ? Karena mereka meskipun 'cuma' nyanyi, tapi nyanyinya berenergi, semangat banget. 

Yang jadi hal menarik lainnya adalah, dalam satu grup ini tidak ada yang mendominasi, satu orang tidak lebih menonjol dari yang lainnya, sama rata. Setiap orang punya peran dan tanggung jawab masing - masing untuk menciptakan sebuah harmoni yang enak didengar, yang easy listening. Ada yang meskipun 'hanya' memegang tamborin tapi tidak kalah pentingnya dengan vokalis. Semuanya punya bagian masing-masing, saling bergantian, saling support dan tidak berusaha mendominasi. Ini yang saya suka dari Goose House, harmoninya dapet, adil, pas, tanpa harus saling meniadakan, tetapi bagaimana menempatkan satu dengan yang lainnya agar tercipta harmoni yang indah.

Enerjik! Percaya deh habis denger atau lihat mereka perform, badan kitapun seolah olah ingin bergerak seperti yang dilakukan mereka saat merekam perform itu (lagu yang enerjik tentunya), hehe. 

Sedikit dari banyak hal yang bisa diambil dari Goose House: adil dan enerjik. Karena adil bukan membagi sama rata, tapi membagi sesuai kebutuhan agar tidak terjadi timpang. Yup, mereka bukan boyband, bukan juga girlband, tapi band yang juga grup vokal. Meskipun masing-masing memegang alat musik, vokal pun dibagi sama rata, sesuai kecocokan suara mereka. Kepiawaian me-remake lagu dari penyanyi asli sehingga cocok dengan warna suara yang masing-masing mereka miliki menjadi tambahan untuk mengacungkan jempol yang lainnya, keren! Recommended untuk melihat dari penyanyi asli dan yang dicover Goose House. Bukan untuk membandingkan mana yang lebih baik, tapi lihat aransemen yang dilakukan Goose House pada lagu itu agar tidak menghilangkan kekhasan lagu itu, tapi juga tetap sesuai dengan warna suara yang ada pada member Goose House, sehingga aransemennya tentu agak berbeda dari penyanyi aslinya.

Terimakasih sudah memberikan pelajaran baru disamping hiburan baru, good luck Goose House! Ditunggu di Indonesia :D

(Ceritanya) Jalan-Jalan ke Badr Interactive

Its been awhile~ Udah lama banget nggak ngebolang, terhitung sejak bulan September kemaren terakhir ngebolang, akhirnya ada kesempatan (dan nyempet-nyempetin) ngebolang di akhir pekan kemaren. Tujuannya nggak jauh-jauh, saya (dan ka Aisyah) ngebolang ke Depok aja, masih daerah Jawa Barat juga, dan ga jauh-jauh dari Bandung. Sebenernya bukan full tujuannya ngabisin waktu (dan uang, dan tenaga) buat jalan-jalan aja, tapi sekalian nemenin ka Aisyah untuk survey bahan UTS Desain Interior nya ke Badr Interactive, dan saya ? Saya mau menjemput inspirasi disana #IYKWIM. 

Berbekal janjian dengan ka Yasir a ja di hari sebelumnya(one of our acquaintance di Badr Interactive, sebagai Branding Manager disana), berangkatlah kita pada Jumat siang itu ke Depok dengan travel Baraya. Sebelum sampai disana, di perjalanan kita dihubungin ka Yasir, bad news sih, karena ka Yasir ngasih tau kalo beliau sedang sakit dan gabisa ngantor ke Badr Interactive untuk nemenin nyari data, so ka Yasir ngasih kontak ka Fiza (yang notabene istrinya) untuk kita hubungi saat sudah sampai, sekaligus yang jadi guide kita nanti disana. 

  SNEAK PEEK BADR Interactive
Badr Interactive adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang IT. Badr Interactive melayani jasa pembuatan mobile apps (android dkk), website untuk corporate, games, dll. Which means, kenapa saya bilang menjemput inspirasi ya ini hehe. Dibentuk pada Mei 2011, sekarang berjalan di tahun ke-4 nya. Banyak klien yang sudah bekerja sama dengan Badr Interactive, mostly dari perusahaan bukan dari pemerintah. Value yang dimiliki Badr Interactive dari start-up start-up di bidang IT lainnya adalah BADR Interactive juga fokus dalam mengembangkan apps yang memudahkan muslim beribadah, atau mudahnya bermanfaat untuk umat muslim.
Menghabiskan waktu perjalanan selama 3 jam yang dilalui dengan mengobrol selama perjalanan Bandung-Depok membuat waktu begitu cepat berlalu. Tepat pukul 15.45 kita sampai di area kantor Badr Interactive yang beralamat di Jl. Juanda No 43, Depok 16418. 
       
Sesampainya disana, saya langsung menghubungi ka Fiza, setelah tidak lama menunggu akhirnya ka Fiza datang menemui kita, dan ternyata ka Fiza membawa kabar baik (juga buruk buat kita), bahwa ka Fiza sedang dalam meeting sehingga tidak memungkinkan untuk menemani kita mengambil data, sehingga nantinya kita akan langsung didampingi oleh Bang Jay (Andreas Sanjaya) which is CEO Badr Interactive itu sendiri, dan kita sempat freeze sesaat, karena eh karena kita nggak kenal sama sekali dengan bang Jay (yaiyalah) ._.
Lalu kita dipersilahkan masuk, dan setelah selesai solat Ashar, datanglah Bang Jay. Selama kurang lebih 30-45 menit ka Aisyah melakukan wawancara untuk mendapatkan data yang diperlukan  untuk UTSnya (sambil saya ikut-ikutan nanya tentang yang saya penasaran juga).

Setelah selesai wawancara dengan bang Jay, kita dipersilahkan untuk melihat ruangan yang ada di area kantor tersebut. Tapi eh tapi kita kan pemalu ya, ditambah nggak begitu kenal dengan bang Jay nya, jadi kita men delay rencana untuk mengambil foto kantor sampai ka Fiza selesai meeting, jadi nanti kita diajak kelilingnya sama ka Fiza. 

30 menit menunggu ........ 45 menit menunggu .... 1 jam kemudian akhirnya ka Fiza selesai meeting, bertepatan dengan adzan maghrib, dan kita sepakat akan mengambil foto setelah solat maghrib, lalu setelahnya menjenguk ka Yasir yang sedang sakit, karena ternyata area rumah ka Yasir dan ka Fiza tidak jauh dari sana. Beruntungnya tadi sambil menunggu, di tempat itu ada banyak buku bacaan, jadi untuk mengisi waktu nunggu bisa dimanfaatkan sambil baca-baca buku. Setelah solat maghrib, kita ngobrol sebentar dan kita langsung pergi dari BADR. Ditengah jalan, kita menyadari ada yang kurang..... kita belum ambil foto area, jadilah kita kembali lagi ke BADR, untungnya belum terlalu jauh kita berjalan hehe.

Suasana dan area kantor BADR terasa homey banget (dokumentasi terlampir, nanti), seperti bukan di kantor pada umumnya. Di ruang tengah ada dipasang karpet, sehingga bekerjanya ngampar (lesehan), tapi ada ruangan yang menggunakan meja juga, kata ka Yasir memang ada beberapa orang yang tidak suka bekerja sambil ngampar he. Lalu ada ruang meeting, ada pantry, ada area bermain ping-pong. Fully homey.








Puas mengambil foto area, akhirnya kita melanjutkan perjalanan ke rumah ka Yasir, cukup berjalan kaki 10 menit dari kantor BADR, kita sampai di rumah ka Yasir. 

Sambil menikmati kue putu yang disuguhkan ka Yasir, kita didongengkan sejarah awal mulanya serta proses BADR hingga  bisa seperti sekarang. Yang bermula dari ide 3 orang pendiri karena ingin turut sumbangsih dalam kemajuan zaman, namun juga bergerak untuk syiar Islam yang bisa diberikan 3 orang mahasiswa FASILKOM UI t6ersebut. Babak jatuh-bangun mencari investor, basecamp yang awalnya hanya sepetak hingga seperti sekarang yang sudah memiliki 36 karyawan tetap dan memenangkan berbagai kompetisi start-up baik level nasional maupun internasional. Cukup banyak insight baru yang didapatkan dari didongengkannya ini oleh ka Yasir yang semoga bisa menambah Faizah semangat belajar. 

"Ya intinya, kita mau bikin aplikasi, tapi jangan sekedar menggugurkan yang penting berkarya, yang penting ada hasil. Tapi juga harus dilihat nilai manfaat dari aplikasi yang kita buat itu. Apa cenderung membuat orang lalai atau sebaliknya, kan menjadi catatan penting untuk developer, terutama developer muslim" , sedikit cerita ka Yasir.







 
Akhirnya setelah didongengkan, curhat dan diberi nasihat segala macem, pamitlah kita dari hadapan ka Yasir dan ka Fiza jam 21.00. Tanpa pikir panjang kita memutuskan untuk naik taksi ke rumah ka Aisyah di daerah Cibubur. Awalnya sebelum ke rumah ka Yasir, kita berencana untuk jalan-jalan di daerah Cibubur, namun karena waktu tidak mengizinkan jadi selesai di rumah ka Yasir hari itu. Tapi kita berdua sepakat, pulang dari rumah ka Yasir malam itu terasa lebih bahagia dan lebih menyenangkan daripada kalau tadi misalnya kita jadi jalan-jalan ga jelas di daerah Cibubur he. 


SNEAK PEEK BADR Interactive 2



 
Ada banyak aplikasi yang sudah ditelurkan BADR ini, untuk temen-temen yang mau tahu, boleh cek ke websitenya disni http://badr.co.id/ . Untuk aplikasi androidnya, bisa dilihat di Play Store dengan mencari developer Badr Interactive. Menurut hemat saya, aplikasinya bermanfaat, insyaAllah. Diantaranya ada Al Qur'an dengan terjemahan Indonesia yang juga bisa dicari keywordnya, ada juga mutabaah yaumiah, dll.


Sekian  cerita kali ini, see you guys soon ~ JYA!



 

Kamis, 05 Maret 2015

[Resensi] What The Dog Saw and Other Adventures


Judul : What The Dog Saw and Other Adventures
Penulis : Malcolm Gladwell
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2009
Tebal Buku : 480 halaman
Genre : Non Fiksi, Ekonomi, Psikologi, Bisnis, Sosiologi
Rate : 4 out of 5 stars

Sebelum lanjut nyeritain isi buku ini, gue mau basa basi busuk dulu dikit bentar di awal, haha. Lama banget ga ngeresensi buku berasa kangen dan bingung mau mulai dari mana huehehe. Sekarang abis baca buku lanjut ke buku berikutnya tanpa ngeresume dulu buku sebelumnya. Tapi kalo dipikir-pikir lagi, ngeresume buku bukan selalu bertujuan untuk ngeshare ke orang lain. Itu juga tujuan sih, tapi utamanya untuk gue sendiri, siapa tau lagi mau buka-buka buku yang udah pernah gue baca dan ingin tau garis besarnya, meskipun gue jarang lupa hehe. Mmm, tapi terlebih ngeresensi itu jembatan antara melatih menulis dan membaca, thats it. Jadi semoga gue lebih rajin lagi ngeresensi nya ya, ho!

Cukup lama gue baca buku ini, bukan karena males atau ga menarik. Tapi banyak banget istilah ekonomi yang enggak gue ngerti. Mulai dari bahasan tentang saham (yang tentunya bukan bahasan saham ecek-ecek) , opsi (yang ini gue ga ngerti banget), dan bahasan tentang ekonomi lainnya yang berlatar belakang negeri paman sam, which is emang mainannya tentang ekonomi makro yang enggak gue ngerti wqwq. But yah, positivenya sekarang gue mayan lah ngerti, walopun nggak paham-paham amat, tapi nggak bego-bego amat hehe.

Bisa dibilang penulisnya, Malcolm Gladwell seolah cerita alias ngedongeng ke pembacanya. Karena bahasa yang digunakan memang seperti sedang bercerita. Atau bisa disingkat menjadi buku yang berisi kumpulan kisah yang berhikmah, tapi cerita yang disajikan bukan kisah sehari-hari layaknya Chicken Soup, melainkan cerita yang diambil dari kisah yang pernah terjadi pada perusahaan-perusahaan papan atas yang tidak pernah dipublish, atau kisah dibalik penemuan barang / makanan yang sekarang ada di sekeliling kita (misal : saos tomat, dll). Karena latar belakang penulisnya sendiri adalah kolumnis di New Yorker yang pasti sudah banyak mendengar atau berbincang langsung dengan narasumber yang beliau tulis.

Buku ini dibagi menjadi tiga bagian; bagian pertama tentang 'genius minor' , disini Gladwell menceritakan penemu yang dianggap sepele (saos tomat) padahal penemuannya penting, sehingga menjadi terangkat. Bagian kedua tentang teori, prediksi, dan diagnosis (disini ada cerita apa bedanya teka-teki dengan, tap misteri, ada juga tentang tercekat dan panik). Bagian ketiga tentang kepribadian, sifat, dan kecerdasan manusia (ada cerita 'terlambat panas', 'apa yang didapat dari wawancara kerja', dll).

Worth to read, asli! Gladwell mengubah data yang dia punya menjadi sebuah pengetahuan. Karena biasanya pengetahuan bisa didapatkan jika tingkat analisis seseorang sudah terasah. Ditambah dengan pemaparannya yang ringan dan mudah dicerna semakin nambah nilai buku ini. Walaupun background ceritanya banyak dari bidang ekonomi, meskipun awalnya sulit dipahami, tapi seiring terus membacanya malah menambah banyak pengetahuan baru dan cara lihat yang baru juga. 

Sedikit bocoran ceritanya semoga bisa gue share besok ya. Karena masih dalam tahap pengolahan #ea, insyaAllah besok kalo mood diselesaikan :p

 
 
Copyright © [ notulensi ]
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com