Rabu, 05 Maret 2014

Analogi Deadliner

AHA ! LONG TIME NO SEE MY BLOG ! HAH HIH HUH BANGET KEGIATAN SEMESTER KEMAREN MULAI DARI KULIAH, TUBES SAMPE DINAMIK ! BIKIN SUSAH NAPASS

Ah Faizah suka lebay, tapi emang hectic, ah banyak alasan. Ah ih uh mulu, kapan nulisnya ? Baiklah, sekarang saya akan mulai nulisnya.

Seperti yang sudah kita tahu (kitaa ? lo aja kaliii zah) , iya seperti yang saya tahu tentang diri saya sendiri, bahwa saya senang sekali bermain analogi. Nah sekarang analogi apalagi yang terlintas sesaat yang akan segera dibeberkan ? 

Analogi Deadliner.

Saya sendiri mengakui, saya merupakan seorang deadliner, procrastinator tingkat .... bisa dibilang tingkat akut lah ya, ini jelek loh ya temen-temen yang baca ga boleh ngikutin. Ini sebenernya penyakit yang tidak baik jika disimpan berlama-lama. Ayo sembuh!

Ah OOT lagi, ya jadi saya mau bahas deadliner. Analogi ini terlintas saat sedang mengerjakan TUBES (Tugas Besar) RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) dari dosen tercinta. Kita dikasih 1 tahun untuk mengerjakan tugas ini , diberikan tanggal 3 Desember 2013, dan harus dikumpulkan tanggal 3 Januari 2014, satu tahun kan ? Iya ajalah biar cepet.

Pada minggu awal mengerjakan tubes, yang kita lakukan adalah kunjugan ke instansi yang agaknya berkaitan dengan tubesnya, analisis kebutuhan, rancang database, dan merancang fitur2 tambahan untuk mempercantik tampilan si perangkat lunak, karena kita pakenya web based, kita udah ngerancang mau pake animasi apa saat tekan tombol sana sini (padahal programnya belum ada, bahkan prototype nya, aduh zah -,-)

Rencananya, sisa 3 minggu mau dipake buat ngoding. Itu sih rencana, pada kenyataannya karena ternyata di kelompok gue isinya procrastinator semua, kita baru ngerjain di 1 minggu terakhir. Ya bisa ajasih kalo sistemnya gak kompleks. Tapi eh tapi , yang diminta bapak dosen yang katanya dulu adalah pria idaman pada masanya, banyak banget spesifikasinya. Dan kita belum ngoding apapun dari awal. Udah kelimpungan aja kita. Ditambah lagi bapak dosen tercinta minta fitur ini itu yang mainin database, udah gitu dummy datanya enggak mau sedikit. Aduh mengingat waktu itu kepala mau pecah.

Sisa 1 minggu, 3 hari pertama kita masih belum fokus pada fungsi utama yang diminta bapak, kita masih mainin riasan untuk mempercantik si perangkat lunak. Baru pada sisa 3 hari terakhir kita nyadar, ini kebutuhan fungsionalnya belum ada yang bisa dijalankan. Alhasil, 3 hari terakhir tersebut kita bener-bener fokus pada kebutuhan fungsi. Sampai jam - 3 pengumpulan, kita masih main di dummy data yang dirasa kurang, dan saat dikumpulkan akhirnya kebutuhan fungsional seperti yang bapak yang katanya dulu pria idaman ini selesai, dan semuanya tersedia. Tapi eh tapi semua efek riasan yang sudah dirancang dari awal gak kepake brooh, kita ga sempet mainin jquery dll untuk mempercantik perangkat lunak kita. we got no time. Saat itu kita udah rada uring-uringan, karena yang lain mah cantik-cantik tugasnya, kita mah cuman pake css doang, yaudahlah pasrah *curhat*

Sampai akhirnya keluarlah nilai dari tubes RPL itu, sesuatu yang amazing, 3 hari tanpa tidur itu berbuah hasil yg subhanallah. Lalu si gue ekhem2 cek sana sini yang perangkat lunaknya cantik, saya pikir mereka dapet nilai yg bagus juga, berhubung keren. Eh tapi, ternyata mereka fungsi utamanya nggak semua jalan, jadi apa yg diminta bapak dosen nggak semua ada.

Disaat itu gue merasa bersyukur banget fokus di fungsi utama, walaupun telat nyadarnya baru h-3 pengumpulan dan ngerjain tanpa tidur, tapi kebutuhan fungsi utama yang diinginkan bapa semuanya adaaa hah hih huh.

Nah itu deadliner

Mari bandingkan dengan yang ngikutin timelinenya dengan benar.
Mungkin 1 minggu pertama analisisis, rancang database, bikin prototype dll. Dan jika mengikuti deadlinenya dengan benar, makan programnya yang dibuat dalam waktu 3 minggu sudah lengkap dengan kebutuhan fungsional ditambah riasan untuk mempercantik perangkat lunaknya. Ya gak heran, karena mereka masih punya banyak waktu untuk mempercantik, jangan dibandingin sama yang deadliner, udah syukur masih kebuat itu kebutuhan fungsionalnya *curhat lagi -_-*

analoginya apa zah ? mana analoginya ?

iye iye sabar

saya mau menganalogikan dengan *ekhm* pernikahan

Buat pribadi yang udah tau tujuan pernikahan itu apa, dia pasti fokus dengan tujuan. Kalu diibaratkan dengan ngerjain tubes itu tadi , dia fokus dengan 'kebutuhan fungsional' dari software tersebut. Mengikut semua alur timeline, mulai dari memperbaiki diri, dll. Dan akhirnya sampailah pada menyelesaikan tahap 'kebutuhan fungsional' , nah yang sudah selesai ini yang udah tau tujuannya yang dibilang mengalami akselerasi untuk menikah meskipun masih di usia muda.

Sedangkan yang deadliner, awalnya belum fokus pada tujuan atau 'kebutuhan fungsional' , masih asik bermain-main dengan hal-hal yang tidak terlalu vital walaupun menunjang. Pada suatu saat dia sudah capek dengan hal main-main itu barulah menyadari akan tujuan utama atau 'kebutuhan fungsional' nya itu, saat itu barulah dia fokus untuk mengejar itu. Telat ? Enggak, hanya saja berarti butuh waktu lagi untuk belajar ketertinggalan.

Lalu yang mengalami 'akselerasi' untuk tahap 'kebutuhan fungsional' kan sudah selesai nih dengan hal-hal vital, untuk hal-hal yang mendukunya bisa diibaratkan sebagai bonus. 

Gausah dimisalkan lah ya, bisa lah dimisalkan tanpa dikasih contoh :p

AAK ini lagi - lagi analogi abal-abal yang dituliskan di blog ini, jangan percaya spenuhnya, percaya mah sama Allah aja heheheh. Semoga bermanfaat (semoga ada manfaatnya) , bye. 

#night
 
 
Copyright © [ notulensi ]
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com