Kamis, 04 Desember 2014

Review The Big Hero 6


Disney kembali hadir dengan film animasi yang patut diacungi jempol. Setelah sukses dengan Wreck it Ralph dan Frozen, lahirlah The Big Hero 6 di akhir tahun 2014 ini. Tokoh yang diambil berasal dari Marvel, namun jangan harap bertemu IronMan dkk, justru disini akan bertemu dengan robot imut berhati lembut, Baymax.

Berkisahkan tentang Hiro Himada, bocah jenius adik kandung Tadashi Himada (yang keduanya merupakan yatim piatu) yang memiliki hobi membuat robot. Dikisahkan Hiro lulus SMA saat berusia 13 tahun namun enggan melanjutkan ke Universitas mengikuti jejak kakanya, Tadashi. Menurutnya, melanjutkan ke Universitas adalah hal yang membosankan karena hanya berkutat di dalam laboratorium. Untuk mengisi waktu luangnya Hiro membuat robot yang akan diikutsertakan pada Robot Battle di malam harinya. Robot Battle sendiri merupakan kegiatan ilegal, karena sistemnya serupa dengan judi ilegal, tentu melarang anak di bawah umur seperti Hiro untuk berpartisipasi di dalamnya.


Kakaknya, Tadashi Himada selalu menolak ide Hiro untuk ikut serta pada Robot Battle. Namun sebagaimana naluri seorang kakak, daripada ia membiarkan adiknya pergi ke tempat asing sendirian, ia justru berbalik menawarkan untuk menemani Hiro ke area Robot Battle dan Hiro pun setuju. Alih-alih  membawanya ke area, Tadashi justru mendaratkan motornya di halaman parkir laboratorium Robotika di Universitas tempatnya belajar (San Fransokyo Institute of Technology). Tadashi mengajak Hiro untuk berkeliling dan melihat kegiatan di dalam laboratorium. Usaha Tadashi untuk mengalihkan perhatian Hiro dari Battle Robot tidak sia-sia, sepulang dari sana Hiro sangat bersikeras untuk bisa masuk ke Universitas tersebut mengambil major yang sama dengan kakanya, robotika. Namun tentu tidak mudah untuk masuk kesana, para peserta calon mahasiswa harus membuat suatu karya yang luar biasa sebagai syarat menjadi mahasiswa disana.

Disnilah Perjalanan dan petualangan Hiro dimulai. Apa yang terjadi pada Hiro selanjutnya ? Berhasilkah ia masuk ke univ dan belajar bersama dengan kakaknya ?Selamat berpetualang dengan robot super imut, menggemaskan yang memiliki kemampuan layaknya perawat, sekaligus menjadi sahabat sejati. Selamat bertemu dengan ke 4 pahlawan lainnya!

Me givin 5 out 5 stars for this film. Kontennya berbobot, mulai dari cerita, alur, hingga plot untuk semua umur (kadang beberapa film animasi hanya labelnya saja semua umur, namun faktanya tidak). Seperti biasa, dibalik kejayaannya, jangan lupakan campur tangan racikan Stan Lee dalam film ini, hehe. Im a big fan of yours, sir!


Ps : saya mau bikin insight selanjutnya di bawah ini, bagi yang belum nonton dan tidak mau diberikan spoiler, Im warning you ya gausah dibaca kebawahnya :D


***

Insight The Big Hero 6

Entah kebetulan atau tidak , namun saya meyakini tidak ada yang kebetulan di dunia ini, dalam film ini ada teori yang baru saya baca dari buku Daniel Carniege "How to Win Friends and Influence People" yang dipraktikkan dalam film ini.

Yang sudah menonton tentu masih ingat adegan Tadashi membawa Hiro ke laboratorium Fransokyo Institute of Technology, tempatnya belajar serta menemukan Baymax bersama teman2nya. Sepulang dari sana, Hiro yang awalnya tidak pernah mau untuk mendaftarkan diri ke Universitas walaupun sekeras apapun kakaknya berusaha membujuknya, berubah pikiran 180 derajat dan bersemangat untuk mendaftarkan diri menjadi mahasiswa robotika di Universitas tersebut. 

Menarik untuk dibahas apa yang dilakukan Tadashi terhadap Hiro setelah berkali - kali gagal membujuk adiknya untuk mendaftarkan diri menjadi mahasiswa. Dengan mengajaknya ke laboratorium robotika dan memperlihatkan langsung apa yang dilakukan dia dan teman-temannya disana, serta apa yang sudah dihasilkan mereka mampu menarik perhatian Hiro. Effortless, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Hiro tertarik, begitu bersemangat, dibandingkan dengan ucapan kakaknya jauh sebelum mengajaknya ke Laboratorium untuk melihat langsung apa yang terjadi. 

Mengaitkan dengan teori yang ada dalam buku Daniel Carniege, Tadashi membuat Hiro ingin melakukannya, bukan membuat Hiro melakukan apa yang diinginkan Tadashi. Tentu ini hal yang berbeda jika sejak dahulu Hiro masuk Universitas karena keinginan Tadashi. Whats the different ? Hiroingin masuk karena keinginannya sendiri, maka tidak akan ada yang bisa menghentikannya kecuali keinginannya memang sudah tidak ada lagi, namun selama keinginannya (passionnya) terus menyala, semangat Hiro tidak akan pernah pudar sebelum keinginannya tercapai, di sisi lain, Hiro akan belajar dan bereksperimen layaknya bermain, Hiro akan sangat menikmatinya. 

Bandingkan jika Hiro masuk karena mengikuti keinginan Tadashi (yang mungkin sedikit memaksa), bisa jadi Hiro tidak menikmati proses pembelajarannya, atau bisa jadi cenderung menyalahkan kakaknya atas ketidaknyamanannya. 

Poin dalam buku tersebut adalah "jika anda ingin orang lain berbuat sesuatu, buat orang lain ingin melakukannya, terkadang kita memaksakan keinginan kita untuk dilakukan orang lain tanpa memberikan alasan WHY yang kuat kepada orang lain tersebut, jangan memberikan dari sudut pandang kita, tapi cari cara agar orang tersebut memiliki alasannya sendiri untuk melakukan hal itu. Jika sudah seperti itu, maka tidak ada lagi yang bisa menghentikannya, karena alasan itu dia ciptakan sendiri".



0 comments:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)

 
 
Copyright © [ notulensi ]
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com