Rabu, 09 Oktober 2013

[REVIEW] Tetap Saja Kusebut (Dia) Cinta

source dari Goodreads

Judul buku : Tetap Saja Kusebut (Dia) Cinta
Penulis : Tasaro GK
Tahun Terbit : 2013
Penerbit : Qanita, Mizan
Tebal buku : 264 halaman


Ini bukan novel teman-teman, ini adalah kumpulan cerpen. Ga biasanya saya mau beli kumpulan cerpen. Iya, ini beli karena awalnya gatau kalo ini adalah kumpulan cerpen, bukan novel. But in the end, no regret beli dan tau kalo ternyata ini kumpulan cerpen. Sekian intermezzo \(._.


Kumpulan cerpen yang mostly ngambil tema 'cinta'. Tapi jangan harap kisah cinta picisan tentang pangeran yang mengejar sang putri lalu sang putri dengan senang hati menerima sang pangeran dan happily ever after, bukan picisan. Jauhkan harapan dan angan dari bayang-bayang roman picisan layaknya ftv yang selalu berakhir bahagia.

Untuk cerita semacam itu, cukuplah jadi pengantar tidur yang tidak harus dipaksakan alurnya di dunia nyata. Karena pada kumcer (kumpulan cerpen) ini kita dipaksa melihat cinta di dunia nyata. Baik yang berakhir sedih, bahagia, penantian yang begitu lama namun ternyata bukan jodohnya, dll. 

Tema cinta nya pun bukan tema cinta yang  mainstream. Kenapa setiap kita bilang kata 'cinta' yang terlintas adalah kata kerja antar manusia yang berbeda jenis. Makna cinta itu luas, seluas bumi-Nya. Bahkan, saat bedah buku, mas Tasaro nya bilang "Kita tidak perlu mengkhianati Tuhan untuk mencintai manusia". Its so damn deep words bro buat saya. Kenapa banyak yang akhirnya mengatasnamakan cinta padahal sejatinya itu merusak atau tidak mematuhi rule yang sudah Tuhan berikan ?

Di buku ini, penulisnya mampu beretorika dengan sangat baik, menyampaikan idealisme yang pada saat ini sudah tergerus bahkan sudah dipandang 'asing' , atau bisa dikatakan 'ketinggalan zaman'. Jadi setuju bahwa ketika jurnalisme dibungkam, sastra harus bicara.

Saya ambil satu cerpen yang paling saya suka dan maknanya sangat dalam ditambah dengan penyampaian ringan namun dengan argumentasi sangat kuat.


Judul cerpennya "Tuhan Nggak Pernah Iseng" . Di cerpen ini, tokoh utamanya seorang lelaki sekitar usia 25tahun yang bekerja sebagai jurnalis di sebuah harian lokal di kota besar di Indonesia, namanya Bhumi (damn aku ngeceng banget sama tokoh ini xD). Bhumi ini orangnya idealismenya sangat tinggi, bahkan saat realitas tidak sesuai idealismenya, dia berani keluar dari lingkungan tersebut demi mempertahankan prinspi yang dia anggap benar. Suatu hari , si Bhumi diminta pemrednya untuk meliput kasus ttg (maaf)sod*mi yang menimpa 11 bocah di kotanya. (Dengan latar belakang penulis yang pernah jadi jurnalis, jadi lebih tahu dibalik layar penerbitan sebuah berita) ceritanya Bhumi dipaksa untuk benar2 masuk kedalam kasus tersebut dan mendisplay pada masyarakat kasus tsb tanpa memperhatikan kode etik jurnalistik. Singkat cerita, yang jadi poin cerita 'cinta' di cerpen ini adalah cinta sesama jenis.

Bagaimana kita memandang cinta sesama jenis ? Salah kah ? Benar asal tidak mengganggu ? Benar sudah dari sana adanya ?

Sip, dijawab banget sama cerpen ini, terutama sama si tokoh Bhumi, yang juga menjadi korban temannya yang homo, karena Bhumi jadi tokoh yang ditaksir temannya yang homo itu. 

Bhumi benci banget sama orang yang suka dengan sesama jenis, karena menurutnya itu melanggar kodratnya. Lalu dibantah oleh temannya bahwa itu atas nama HAM, kenapa tidak diperbolehkan saja ? Atau bolehkah bertanya kenapa Tuhan menciptakan orang yang memiliki cinta sesama jenis ? 

Menurut penelitian, cinta sesama jenis itu tidak berasal dari genetik, berarti tidak diturunkan. Yang ada hanyalah pengaruh lingkungan. Jika cinta sesama jenis dianggap wajar dan diperjuangkan, mungkin hal itu yang dimaksud penulisnya dengan quote 'tidak perlu mengkhianati Tuhan' , toh itu bukan fitrahnya, bukan kodratnya, kenapa harus dipaksakan diperbolehkan atas nama HAM ? 

Kembali ke kasus s*d*mi yang diselidiki Bhumi, Bhumi tidak setuju kalau si pelaku hanya diganjar hukuman 6 tahun penjara, seharusnya menurut Bhumi dia dihukum mati. Karena apa ? Jika si pelaku menggunakan asas atas nama HAM boleh melampiaskan nafsu bejatnya, maka 11 anak yang menjadi korbannya juga berhak untuk mendapatkan HAM nya, apa ? Menjadi sesuai fitrahnya, karena, kasus kayak gini tidak hanya melibatkan 1 atau 2 tahun penyembuhan, tapi dari sisi psikologis yang bisa belasan bahkan puluhan tahun, HAM juga, kan ?

Ini yang saya bilang wow, karena melihat isu yang lagi hangat diperbincangkan sekarang, LGBT. Jangan atas nama HAM semua dimaklumi, apa yang salah ya salah, yang benar ya benar, jangan mengkhianati rule Sang Pencipta.

Masih banyak cerpen lainnya yang bisa membuka mata tentang isu yang sedang hangat diperbincangkan sekarang. Menjadi penting karena benar-salah sekarang sudah tidak dianggap penting, tabu untuk diperbincangkan. Ini yang saya pribadi bilang kumcer nya anti mainstream, menyampaikan pesan tentang cinta yang tidak semua seindah bunga mawar #halah, tapi banyak sisi yang harus diperhatikan, follow His rules, ga bisa semua jadi benar, Tuhan memang Nggak pernah iseng, right ?

Karena ini tipenya kumpulan cerpen, jadi ga masalah kalau kita bacanya mau ngacak, karena ga ada ketersambungan dari cerita awal sampai akhir.

Mau gimanapun, cinta pasti jadi tema menarik dalam setiap perbincangan, tapi jangan lupa untuk mencintai Pencipta kita juga ya , dikasih aturan juga pasti karena cinta :') 

-FAR-









1 comments:

Asti sie Secretflambojan mengatakan...

visit my site and enjoy the informations here http://green.astidewanti.biz/

Posting Komentar

Thankyou for reading :)

 
 
Copyright © [ notulensi ]
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com