ketika ada seseorang yang berprilaku sesuatu di depan saya, baik
wajar maupun tidak, yang pasti kebayang satu hal : DI RUMAH - nya.
semua kembali ke rumah, ke keluarga, ke tempat pulang, ke tempat kembali, tempat kebahagiaan masing-masing.
Apa
yang diperlihatkan diluar, ada dua kemungkinan : implementasi dari
keseharian dirumahnya, atau kebalikannya, apa yang tidak bisa dia
lakukan dirumahnya.
Then ? It shows how their parents educate them, sesimpel itu.
Makanya
salah besar kalo pendidikan berkarakter dipaksa di sekolah dan dimulai
dari SMP / SMA dengan ditambah mata pelajaran agama dll, ya merekanya
juga udah anti sama hal2 gituan.
Karakter dimulai dari rumah,
kekuatan iman + akidah juga dimulai dari rumah. Jadi saat dilepas,
anak-anak gaakan goyah dan cari sana sini, krna udah kuat pondasinya,
setidaknya untuk akidah.
Lalu ?
Yang salah bukan kurikulumnya
Orang-orangnya
Boleh
saya bilang pendidikan juga bagian dari peradaban ? It is, in my humble
opinion, so do its people. Pengaruh besar di orang-orangnya.
Maka
saat ada wacana pendidikan karakter, yang seharusnya kesepet ya kita
semua, bukan cuma guru. Guru yang baik investasi bangsa + peradaban yg
baik ? IT IS.
But parents too, punya tanggung jawab yang sama besar.
Saya udah pernah nulis, kalo misalnya peradaban yg unggul juga dimulai dari individu2 yang unggul pula.
Maka
saat banyak orang menuntut guru harus begini begitu, orangtua
seharusnya mendidik anaknya dengan begini begitu, pemerintah seharusnya
begini begitu. Why dont we start from our self ? Kita gabisa minta orang
lain memperlakukan kita sebagaimana yg kita inginkan, tapi kita bisa
memperlakukan orang lain dengan lebih bijak, the choice is in your hand.
Jadi,
dimulai dari diri sendiri dulu. Jadi guru/dosen yang baik ? dmulai dari
siswa + mahasiswa yang baik dulu. Jadi orang tua yang baik ? Yang
anak-anaknya bisa dibanggakan nantinya? jadi anak2 yg baik dulu, yang
bisa dibanggakan oleh orang tua kita. Siklus. Tinggal tunggu tanggal
mainnya.
Gapapa telat, mumpung masih hidup.
*ini ditulis krna sering kesepet, gatau ya, kenapa sering banget kesepet saat orang2 menyalahkan sistem pendidikan di Indonesia, dan otomatis semua tatapan mengarah pada satu profesi : GURU .
Kenapa kesepet ? Karena saya berkuliah di univ yang mencetak profesi ini. Oke jangan bilang profesi, so what should I called then ? Untuk saat ini masih profesi kan ?
Yap, ini berantai, ga cuma guru yang berperan. Semua berperan, termasuk kebijakan politiknya. HMMMMMM
Jumat, 06 September 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
Thankyou for reading :)