gambar dari Goodreads |
Judul : Negeri di Ujung Tanduk
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2013
Tebal Buku : 359 halaman
*Me givin 3 out 5 stars*
Here we go, Im going to give you guys synopsis in the end of this review *since it can be found in many blog or website xixixixi*.
Sekuel Negeri Para Bedebah nya Tere Liye (masih sukses) membuat saya membaca buku ini secara terus menerus. Berbeda dari buku pertamanya yang mengangkat isu bailout Bank Century (jika ada yang belum membacanya, kurang lebih kasus yang dialami Tomi adalah penyelamatan aset Bank Semesta, yang saya pikir merupakan plesetan dari Bank Century di dunia nyata).
Kali ini Tomi berhadapan dengan mafia hukum yang bermain di kancah internasional. Kasus korupsi, pemilu, pilgub sampai media masuk dalam novel ini. Jika boleh dibilang, sepertinya ini pun mengambil kasus yang sedang berjalan sekarang di Indonesia. Apalagi kalo bukan isu hangat Pemilihan Umum, yang menjurus pada Pemilihan Presiden.
Cukup menarik Tere Liye memanfaatkan kasus yang tengah ramai dan hangat diperbincangkan di dunia nyata. Karena pasalnya, apa yang disampaikan benar-benar penuh isu intrik politik. Sejujurnya saya udah agak gimanaa gitu sama isu politik ini. Bosen. Mungkin saya aja kali ya yang salah waktu pas bacanya, di dunia nyata politik, di buku politik lagi -_-.
Ada gagasan yang saya tangkap dari buku ini tentang politik,
"Politik tidak lebih adalah permainan terbesar dalam bisnis omong kosong, industri artifisial penuh kosmetik yang pernah ada di dunia. Sebagaimana sebuah bisnis omong kosong dijalankan, kita harus berdiri di atas ribuan omong kosong agar omong kosong tersebut menjadi sesuatu yang bisa dijual dengan manis, dan dibeli dengan larisnya oleh para pemilih" - Tommi.
Sedikit sarkastik, tapi ada betulnya, tidak sedikit salahnya. Namun jika itu yang dijadikan definisi dalam politik praktis untuk kekuasaan di negeri demokrasi seperti Indonesia, mungkin definisi itu berlaku.
3 dari 5 bintang, berbeda dengan prekuel nya Negeri Para Bedebah yang saya beri 5 out 5 stars. Kasus yang Tomi tangani pada buku keduanya ini, menurut saya terkesan dipaksakan agar pas.
Positifnya adalah, it was awesome to read this kinda action novel. Iyap, dari buku pertama sampai buku kedua yang tetap dipertahankan oleh Tere Liye adalah kekhasan action tokoh utama, Tomi. Membaca buku ini layaknya seperti sedang menyaksikan film action yang membutuhkan ruang gerak jauh lebih luas. This one too, kita pergi ke hongkong, Makau, Jakarta, Denpasar, hanya dalam jangka waktu 2 hari.
Yet theres no love story in this book. Cukup membosankan sebenarnya, haha. Emang bener, hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga heei begitulah kata para pujangga *malah nyanyi*, iya, tapi buku juga kurang euh kalo gak ada bumbu love story nya ehehehe.
Untuk mencoba sensasi baru membaca novel action, dua buku ini wajib banget dibaca, seriously, ini bukan nonton, tapi baca yang seolah-olah kita pun ikut bertarung dengan tokoh utama.
Kamu tau ? Seperti banyak cerita Tere Liye lainnya, temukan banyak kejutan tak terduga di dalamnya. Lengkap dengan pesan moral yang tersirat dalam buku ini :D
I do believe, fiksi sedikitnya ada yang merepresentasikan dunia nyata. Juga dengan mafia hukum, maybe it happen in real world, wallahualam.
***
Sinopsis
Tomi pemuda kaya, pintar dan cekatan masih menjadi pemuda kaya, pintar dan cekatan. Setelah sukses dengan perusahannya yang bergerak di bidang konsultan ekonomi, perusahaan Tomi merambah bidang baru. Membuka konsultasi di bidang politik. Tentu bukan tanpa resiko yang kecil Tomi membuka jasa di bidang konsultan politik ini, bahkan nyawa menjadi taruhannya. Hei , siapa yang tidak tahu betapa kerasnya dunia politik sekarang ?
Om Liem yang sudah menjadi tahanan atas kasus Bank Semesta ternyata masih menyimpan banyak rahasia tentang rencana besar di balik kasus satu tahun lalu itu. Apa yang sebenarnya terjadi hingga negeri ini disebut 'Negeri di Ujung Tanduk' ? Berhenti disana, siapkan keberanianmu untuk berpetualang bersama Tomi menghadapi mafia hukum kelas internasional.
0 comments:
Posting Komentar
Thankyou for reading :)